Selasa, 26 Juli 2005
RUWA JURAI
Buay Nyerupa Gelar Silaturahmi
BANDAR LAMPUNG (Lampost). Setelah puluhan tahun tidak bertemu, Keluarga Besar Paksi Buay Nyerupa Skala Beghak bersilaturahmi di ruang pertemuan Kanwil Hukum dan HAM, Minggu (24-7), di Telukbetung.
Anggota panitia penyelenggara Munir Amar menjelaskan silaturahmi ini digagas sesepuh Paksi Buay Nyerupa, Salman Parsi gelar Sultan Pikulun Jayadiningrat dan Kakanwil Hukum dan HAM Provinsi Lampung Muchlasin Amar Cho gelar Batin Pikulun.
Pertemuan tersebut untuk mengenal satu sama lainnya. Diharapkan tumbuh saling menyayangi antarsesama keturunan Paksi Buay Nyerupa.
Terkait silaturahmi ini, utusan menanggapi positif pembentukan forum komunikasi. Johan gelar Sultan Balas Seribu mewakili warga Komeringabung dan Komeringputih, Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng), mengatakan pihaknya menyambut baik niatan tersebut.
Hal senada dikatakan H. Sofyan. "Luar biasa. Saya angkat topi terhadap gagasan ini. Mari hilangkan embel-embel agar masyarakat Buay Nyerupa menjadi masyarakat madani, cerdas, beragama, punya masa depan yang baik," katanya.
Soal rencana pembentukan wadah bersama, kata dia, juga tak kalah penting. "Bahkan, jika perlu potong kerbau di Komering," ujarnya.
Damsi Djamaluddin, utusan dari Sinarwaya dan Lukman Alwi Raja Paksi (Marga Negara Batin), Kotaagung, mengatakan banyak hal telah dilakukan dalam rangka melestarikan adat. Namun, tak jarang karena terkendala dana, adat tadi sulit tegak dan lestari.
Pembicara lain, Rustam Effendi asal Paksicanggu, Kalianda (Lamsel). Ia menambahkan dalam menjalankan tradisi adat di kebuayan-nya, terpatri falsafah hidup; ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. "Kebersamaan sama pentingnya dengan tugas yang lain," ujarnya.
Tak berbeda dengan utusan Buay Nyerupa dari Putihdoh. Ahmad Husin gelar Raja Pemulihan mengatasnamakan Lanang Akuan Pengeran Sultan, mengatakan pertemuan yang pertama kalinya ini hendaknya dapat berkelanjutan. "Mari tingkatkan tali persaudaraan ini," ujarnya.
Dari Punduh (Lamsel), M. Thohir Raja Kesuma Bangsa, mewakili Batin Paksi, bersyukur dari silaturahmi ini muncul pengakuan. "Tolong, jangan kami ditinggalkan dalam setiap pertemuan," katanya.
Menanggapi pendapat yang lain, Salman Parsi gelar Sultan Pikulun Jayadiningrat menyangkal pendapat pihaknya mencari popularitas. "Tidak ada maksud lain dari kami, kecuali mempererat silaturahmi. Yang tak kalah penting, menemukan jurai-jurai Paksi yang hilang karena perubahan zaman. n KAR/D-2
Kamis, 23 Juli 2009
masyarakat paksi nyerupa
Langganan:
Postingan (Atom)